30-Aku Bangga dengan KoruptorFebruary 6, 2007 · Filed Under
Suara Hati ·
4 Comments Apalagi yang bisa dibanggakan ? gejolak itu terus menghantui dan bahwa tersirat dalam lembaran mimpi-mimpi. Kita memang sedang bermimpi dan mimpi-mimpi itu makin diperindah dengan bunga-bunga yang ditaburkan oleh penguasa. Betapa tidak konon katanya “penguasa” akan memberantas hangus para koruptor. Ratusan mungkin ribuan ungkapan terdengar bahkan buku sakuku tak sanggup menyalin ungkapan serupa akan janji-janji yang dilotarkan.
Sederet aturan dan lembaga memamerkan dirinya untuk mengatakan”Koruptor tidak akan lepas”. Adu ketangkasan diperlukan untuk memperjelas tabur genderang permainan. Waduh… sebuah permainan ?, memang yang muncul lebih banyak sebuah permainan yang disuguhkan dalam sebuah teater besar bernama Indonesia. Dengan lakon dan sutrada; penguasa, politisi, pengusaha bahkan pemain penggiran dari kelompok masyarakat ikut rame memainkan pementasan kolosal maha akbar.
Read moreTags:
22-Kalau Bisa Dipersulit Mengapa Dipermudah?January 28, 2007 · Filed Under
Suara Hati ·
1 Comment Siapa tidak kenal ungkapan paling populer ini? Simak bagaimana penerapannya secara positif bagi pengembangan diri.
Jika Anda pernah berurusan dengan birokrasi swasta maupun pemerintah di Republik ini, Anda pasti tidak asing dengan ungkapan i atas. Itulah ungkapan yang menggambarkan buruknya sikap mental para birokrat yang seharusnya punya kredo melayani publik, namun sebaliknya justru mereka yang akhirnya harus dilayani publik. Tak heran jika kita mengurus perizinan atau proses tertentu, maka dengan segala kelihaiannya para birokrat itu akan mempersulitnya. Akibatnya urusan jadi bertele-tele dan benar-benar menyita waktu. Jika kita takluk, maka mau tidak mau harus merelakan sejumlah uang untuk mempercepat urusan tersebut. Kebiasaan ini pula yang melestarikan mental korupsi di masyarakat kita. Jadi, ungkapan kalau bisa dipersulit mengapa dipermudah benar-benar menjadi penyakit mental yang luar biasa mengesalkan dan merugikan.
Read moreTags:
18-Mama Jangan Tinggalin Ade Ya…January 25, 2007 · Filed Under
Suara Hati ·
3 Comments 31 Desember 2004 ..
Suatu siang di tenda penampungan pengungsi di Blang Bintang, Banda Aceh. Seperti hari-hari lalu, banyak orang lalu lalang diantara barisan pengungsi yang tercerai berai dari keluarganya. Ada pejabat-pejabat yang menghibur dan membesarkan hati mereka. Juga relawan yang hilir mudik mengemasi sumbangan para penderma. Diantara kesibukan itu, suara tangis terdengar lamat-lamat. Seorang gadis kecil duduk di pojok tenda, berbaju tidur motif kembang. Wajahnya suram, air matanya mengalir bak sungai kecil.
Kepalanya dililit perban, menutupi rambutnya yang pendek. Diantara tangisnya berulang kali gadis itu menyebut “Papa … Mama” dan air matanya berurai deras lagi setelahnya.Hari memang tiba-tiba amat cepat bergulir bagi Putri. Sepuluh tahun masa lalunya di Lampasah, Banda Aceh, digulung ombak dalam waktu setengah jam, di sebuah hari menjelang pagi lima hari sebelumnya. Sekejap saja, gadis kecil bermata bulat itu kehilangan semuanya.
Read moreTags:
14-Cerita Seorang TemanJanuary 22, 2007 · Filed Under
Suara Hati ·
Comment Senin 27 desember lalu saya berangkat ke banda aceh untuk liputan buat associated press television news (salah satu media tempat saya menjadi kontributor) ternyata apa yang saya saksikan disana jauh lebih mengenaskan daripada sekedar menyaksikannya lewat layar kaca. Di sini saya bisa berinteraksi langsung dengan pada korban, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Dengan yang hidup saya masih bisa berbincang-bincang seadanya (tak etis rasanya saya menanyai mereka panjang lebar karena mereka baru tertimpa bencana, dan saya tau mungkin mereka belum makan sejak minggu pagi saat bencana itu terjadi). Saya juga bisa merasakan langsung kesedihan yang terpancar dari wajah-wajah kuyu yang kecapaian dan masih trauma itu. Mungkin kalau saya mengerti bahasa aceh kesedihan itu bisa jadi berlipat- lipat.
Read moreTags:
13-Gunung Jangan Pula MeletusJanuary 21, 2007 · Filed Under
Suara Hati ·
Comment Khusus untuk bencana Aceh, saya terpaksa menemui Kiai Sudrun. Apakah kata mampu mengucapkan kedahsyatannya? Apakah sastra mampu menuturkan kedalaman dukanya? Apakah ilmu sanggup menemukan dan menghitung nilai-ilai kandungannya?
Wajah Sudrun yang buruk dengan air liur yang selalu mengalir pelan dari salah satu sudut bibirnya hampir membuatku marah. Karena tak bisa kubedakan apakah ia sedang berduka atau tidak. Sebab, barang siapa tidak berduka oleh ngerinya bencana itu dan oleh kesengsaraan para korban yang jiwanya luluh lantak terkeping- keping, akan kubunuh. “Jakarta jauh lebih pantas mendapat bencana itu dibanding Aceh!,” aku menyerbu.
Read moreTags:
11-Mungkin Sekali Saya Sendiri Juga MalingJanuary 20, 2007 · Filed Under
Suara Hati ·
1 Comment Kita hampir paripurna menjadi bangsa porak-poranda, terbungkuk dibebani hutang dan merayap melata sengsara di dunia. Penganggur 40 juta orang, anak-anak tak bisa bersekolah 11 juta murid, pecandu narkoba 6 juta anak muda, pengungsi perang saudara 1 juta orang, VCD koitus beredar 20 juta keping, kriminalitas merebat di setiap tikungan jalan dan beban hutang di bahu 1600 trilyun rupiahnya.
Pergelangan tangan dan kaki Indonesia diborgol di ruang tamu Kantor Pegadaian Jagat Raya, dan di punggung kita dicap sablon besar-besar Tahanan IMF dan Penunggak Bank Dunia.
Read moreTags:
2-Kehendak Untuk BerubahJanuary 1, 2007 · Filed Under
Suara Hati ·
Comment Ketika aku masih muda dan bebas berhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia, seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah.
Maka cita-cita itu pun agak kupersempit, lalu ku putuskan untuk hanya mengubah negriku namun tampaknya, hasrat itupun tiada hasilnya.
Ketika usiaku semakin senja, dengan semangatku yang masih tersisa, kuputuskan untuk mengubah keluargaku, orang yang paling dekat denganku. tetapi celakanya, merekapun tidak mau diubah! dan kini, sementara aku berbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba ku sadari:
“Andaikan yang pertama -tama kuubah adalah Diriku,
Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku.
Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi aku pun mampu memperbaiki Negriku
Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah dunia!”
Tags:
1-Sebuah Renungan Akhir TahunDecember 31, 2006 · Filed Under
Suara Hati ·
Comment Seorang pejabat keluar dari sebuah hotel mewah. Ia baru saja menyelenggarakan seminar dan malam amal untuk mencari dana bagi anak-anak miskin yang berkeliaran di jalan. Ketika akan masuk ke mobil mewahnya, seorang anak jalanan mendekatinya dan merengek, ”Pak, minta uang sekadarnya. Sudah dua hari saya tidak makan.” Pejabat itu terkejut dan melompat menjauhi anak itu. ”Dasar anak keparat yang tak tahu diri!” teriaknya. ”Tak tahukah kamu bahwa sepanjang hari saya sudah bekerja sangat keras untukmu?
Read more