WarungKopi

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
WarungKopi

2 posters

    Mampukah Musik Mengusik Gairah Seks?

    ciek
    ciek
    WarKop Super DIVA
    WarKop Super DIVA


    Male
    Jumlah posting : 1989
    Age : 41
    Registration date : 19.09.08

    Mampukah Musik Mengusik Gairah Seks? Empty Mampukah Musik Mengusik Gairah Seks?

    Post by ciek Sat Sep 20, 2008 3:34 pm

    Mampukah Musik Mengusik Gairah Seks?

    Bisa saja, tapi ada berbagai aspek yang mesti diperhatikan.

    Benarkah pendapat yang mengatakan musik jenis tertentu bisa membangkitkan gairah seks?
    "Tak bisa dipastikan. Yang perlu dilihat justru kualitas hubungan suami-istri yang bersangkutan,".

    Maksudnya, adalah kedekatan hubungan mereka secara psikis. "Itu yang lebih 'bicara' dibanding kehadiran musik saat mereka tengah berintim-intim."

    Contoh yang paling gampang, saat mengobrol. "Obrolan enggak akan nyambung jika di saat yang sama mendengar suara musik keras mengentak-entak kan? Bahkan musik klasik sekalipun kalau disetel keras-keras ya jadi saling enggak dengar." Alhasil, harus dipertanyakan, tujuannya mau mendengarkan musik atau berkomunikasi?

    Musik Tanpa Syair
    Nah, begitu juga soal musik yang pas untuk berintim-intim. Kalau mau dijadikan musik pengiring alias background music atau musik yang menjadi latar belakang belaka, tentu saja pilihan musiknya harus yang tenang sehingga memberi suasana rileks, nyaman.

    "Bisa semiklasik, piano solo, jazz, juga musik romantik. Jadi, tak selalu harus musik klasik."

    Sedapat mungkin, pilih musik instrumentalia. Alasannya, "Kita kan sedang melakukan hubungan komunikasi. Kalau di saat seperti itu kita dengar musik yang bersyair, maka ada dua jalur verbal yang ditangkap sekaligus oleh fungsi kognitif seseorang.

    Pertama, ia menangkap stimulus indrawi melalui sensoris pendengaran (auditorial sensory) yang kemudian diteruskannya ke dalam sistem susunan saraf pusat. Nah, masukan inilah yang diolah kembali, antara lain menggunakan sistem yang dikenal sebagai funelling atau corong.

    Kalau butir pertama belum masuk, maka butiran pasir berikut belum bisa masuk ke corong karena harus antre. Begitu seterusnya."

    Nah, bisa dibayangkan, butiran pertama adalah musik dan butiran kedua syair, sementara butiran berikutnya adalah isi pembicaraannya dengan pasangan. "Ribet kan karena akan beradu antara syair, lagu, dan omongannya." Di satu pihak ia mesti mendengar lawan bicaranya, sementara di lain pihak ia perlu menyimak syair lagunya sekaligus menikmati alunan musik itu sendiri.

    Alhasil, komunikasi tak bisa berlangsung dengan baik. Selain itu, bila musiknya terlalu keras,gelombang suara pembicara pun harus bisa mengimbangi kerasnya musik. Jadilah akhirnya saling "teriak".

    Saat berkomunikasi, lazimnya diharapkan dua pihak yang terlibat menaruh konsentrasi penuh selama komunikasi tersebut berlangsung. Pertimbangannya, yang satu mengirim berita dan yang satu menangkap isi berita.

    Untuk itu tentunya diperlukan konsentrasi."Jika musiknya bersyair atau volumenya kelewat keras,pesan komunikasi jadi tak sampai karena konsentrasi yang terganggu."

    Tergantung Selera
    Memang, musik bisa bersifat terapeutik. Artinya, bisa dipakai sebagai sarana terapi. Tapi tak semata-mata berarti bisa mempersatukan pasangan yang tengah bermasalah.

    Konkretnya, bagaimana mungkin hanya dengan mendengarkan musik yang sama orang lantas bisa jadi akrab satu sama lain? Padahal, "Keakraban, terutama kedekatan psikis, tidak ditentukan oleh musik semata, melainkan oleh banyak hal.

    Terutama kondisi psikologi yang bersangkutan dalam memberi makna terhadap kehadiran suami/istrinya." Lain halnya jika aktivitas mendengarkan musik menjadi semacam kegiatan tambahan di luar aktivitas berkomunikasi tadi.

    Contohnya, pasangan yang dinner sambil mengobrol di ruang sepi dibanding bila aktivitas serupa dilakukan di ruang yang berlatar belakang musik berisik alias hingar bingar.

    Dalam perbandingan semacam itu, bisa saja musik klasik membantu mengakrabkan hubungan. Pasalnya, dampak yang dimunculkan oleh musik tak lain adalah nuansa.

    Sedangkan untuk hal yang paling intim, yakni hubungan suami-istri, hadirnya musik pengiring amat terpulang pada selera masing-masing pasangan. "Soalnya, ada yang suka dan ada pula yang tidak." Ada yang memang senang menggunakan nuansa musik untuk menghadirkan suasana lebih romantis. "Sebaliknya, ada juga yang menganggapnya justru mengganggu kebersamaan mereka."

    Di sisi lain,prinsip dasar antara mendengarkan musik dan hubungan intim sedikit banyak memiliki kemiripan. Di antaranya menuntut konsentrasi tinggi dan membutuhkan energi yang tidak sedikit.

    Dengan kata lain, bukan sesuatu yang sifatnya santai-santai dan bisa dilakukan sambil lewat begitu saja.

    King.herlmand
    King.herlmand
    WarKop Super DIVA
    WarKop Super DIVA


    Male
    Jumlah posting : 1743
    Age : 41
    Lokasi : Tempat paling rame
    Registration date : 03.10.08

    Mampukah Musik Mengusik Gairah Seks? Empty Re: Mampukah Musik Mengusik Gairah Seks?

    Post by King.herlmand Fri Dec 26, 2008 6:37 pm

    baru tau neh

      Waktu sekarang Thu Mar 28, 2024 11:30 pm