Katakan dengan bunga, begitu nasehat orang-orang tua dulu. Di Jepang, tidak cuma bunga yang dikirimkan, tetapi justru aroma semerbak mewangi. Dan bukan secara fisik, tetapi via ponsel!
Kirim wewangian via ponsel, itulah tawaran terbaru dari perusahaan telepon Jepang, NTT Communication. Selama masa percobaan (dijadwalkan tanggal 10 – 20 April), para pengguna layanan telepon tersebut akan bisa memilih dan mengirim racikan wewangian ke sebuah unit rumah yang bertanggung jawab meramu dan merilis aneka wewangian. Masing-masing menampung 16 tabung bibit wewangian atau esensi yang diramu untuk memunculkan berbagai wewangian, dalam cara sama seperti printer mencampur tinta untuk menghasilkan warna-warni.
Cara mengubah suasana sebuah ruang dengan aroma baru ini cukup mudah. Langkah pertama adalah memilih suatu aroma dari racikan yang ada melalui I-mode site pada ponsel. Begitu terpilih, panduan cara membuat wewangian kemudian dikirim ke perangkat wewangian via koneksi inframerah dari ponsel. Dari situ, wewangian tersebut dengan cepat diramu dan dipancarkan.
Jika jaraknya terlalu jauh, panduan dikirimkan ke perangkat via pesan e-mail. Pesan kemudian diambil oleh unit gateway rumah yang ditempelkan ke koneksi broadband rumah yang kemudian mengirimkan panduan ke perangkat wewangian di rumah. Dengan cara ini, pengguna bisa mengatur waktu dan tanggal pemancaran wewangian. Jadi seseorang bisa pulang ke rumah disambut dengan aroma lavender misalnya.
Untuk itu dibutuhkan pemancar wewangian, yang menurut NTT akan dijual sekitar US$ 195 saat diluncurkan secara umum. Tabung isi ulangnya sendiri diperkirakan berharga US% 15,6. Teknologi ini sebenarnya telah dikembangkan NTT sejak tahun 2004.
Bagaimana di Indonesia? Sepertinya kita lebih puas dengan kiriman parfum benaran, yang botolnya bisa dipegang sendiri.
Kirim wewangian via ponsel, itulah tawaran terbaru dari perusahaan telepon Jepang, NTT Communication. Selama masa percobaan (dijadwalkan tanggal 10 – 20 April), para pengguna layanan telepon tersebut akan bisa memilih dan mengirim racikan wewangian ke sebuah unit rumah yang bertanggung jawab meramu dan merilis aneka wewangian. Masing-masing menampung 16 tabung bibit wewangian atau esensi yang diramu untuk memunculkan berbagai wewangian, dalam cara sama seperti printer mencampur tinta untuk menghasilkan warna-warni.
Cara mengubah suasana sebuah ruang dengan aroma baru ini cukup mudah. Langkah pertama adalah memilih suatu aroma dari racikan yang ada melalui I-mode site pada ponsel. Begitu terpilih, panduan cara membuat wewangian kemudian dikirim ke perangkat wewangian via koneksi inframerah dari ponsel. Dari situ, wewangian tersebut dengan cepat diramu dan dipancarkan.
Jika jaraknya terlalu jauh, panduan dikirimkan ke perangkat via pesan e-mail. Pesan kemudian diambil oleh unit gateway rumah yang ditempelkan ke koneksi broadband rumah yang kemudian mengirimkan panduan ke perangkat wewangian di rumah. Dengan cara ini, pengguna bisa mengatur waktu dan tanggal pemancaran wewangian. Jadi seseorang bisa pulang ke rumah disambut dengan aroma lavender misalnya.
Untuk itu dibutuhkan pemancar wewangian, yang menurut NTT akan dijual sekitar US$ 195 saat diluncurkan secara umum. Tabung isi ulangnya sendiri diperkirakan berharga US% 15,6. Teknologi ini sebenarnya telah dikembangkan NTT sejak tahun 2004.
Bagaimana di Indonesia? Sepertinya kita lebih puas dengan kiriman parfum benaran, yang botolnya bisa dipegang sendiri.