BAGI manusia, kemampuan matematika, seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, bukanlah hal yang terlalu istimewa. Namun, untuk seekor monyet, hal tersebut tentu sesuatu yang luar biasa.
Bahkan, monyet merupakan makhluk hidup pertama selain manusia yang terbukti mengerti operasi pengurangan. Pada penelitian sebelumnya tahun 2007, monyet telah terbukti mengerti operasi penambahan. Pembuktian secara ilmiah telah dilakukan para peneliti di Universitas Duke, AS.
Pada penelitian tersebut, beberapa monyet macaca dihadapkan kepada layar sentuh yang menampilkan simulasi operasi pengurangan. Mula-mula diperlihatkan sejumlah lingkaran di depan layar. Kemudian, sebuah lingkaran besar akan menutupi seluruh lingkaran kecil yang tampil sebelumnya. Satu demi satu, lingkaran kecil digeser keluar lingkaran besar sehingga menyisakan lingkaran besar dengan lingkaran kecil yang telah berkurang.
Beberapa saat kemudian, muncul dua kelompok berisi lingkaran yang jumlahnya berbeda. Masing-masing monyet diminta memilih kelompok yang sama dengan percobaan pertama. Monyet yang sukses akan mendapat hadiah minuman segar Kool-Aid.
"Di sebagian besar percobaan, monyet-monyet tersebut memilih jawaban benar tanpa menghitung," ujar psikolog Jessica Cantlon, ketua penelitian tersebut. Dalam matematika, kemampuan menghitung tanpa merinci satu demi satu seperti ini disebut peka angka.
Ketika percobaan yang sama dihadapkan pada sejumlah mahasiswa, tingkat kesuksesannya tidak jauh berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan ini tidak hanya pada manusia, tetapi juga pada monyet.
"Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan ini bagian dari sistem primitif untuk mendasari kepekaan terhadap angka yang diturunkan selama jutaan tahun kala evolusi," ujar Cantlon.
Menurutnya, peka angka sangat membantu hewan di alam liar untuk bertahan hidup. Misalnya, kemampuan monyet besar untuk memilih ketersediaan buah yang paling melimpah sebagai tempat hidupnya.
Bahkan, monyet merupakan makhluk hidup pertama selain manusia yang terbukti mengerti operasi pengurangan. Pada penelitian sebelumnya tahun 2007, monyet telah terbukti mengerti operasi penambahan. Pembuktian secara ilmiah telah dilakukan para peneliti di Universitas Duke, AS.
Pada penelitian tersebut, beberapa monyet macaca dihadapkan kepada layar sentuh yang menampilkan simulasi operasi pengurangan. Mula-mula diperlihatkan sejumlah lingkaran di depan layar. Kemudian, sebuah lingkaran besar akan menutupi seluruh lingkaran kecil yang tampil sebelumnya. Satu demi satu, lingkaran kecil digeser keluar lingkaran besar sehingga menyisakan lingkaran besar dengan lingkaran kecil yang telah berkurang.
Beberapa saat kemudian, muncul dua kelompok berisi lingkaran yang jumlahnya berbeda. Masing-masing monyet diminta memilih kelompok yang sama dengan percobaan pertama. Monyet yang sukses akan mendapat hadiah minuman segar Kool-Aid.
"Di sebagian besar percobaan, monyet-monyet tersebut memilih jawaban benar tanpa menghitung," ujar psikolog Jessica Cantlon, ketua penelitian tersebut. Dalam matematika, kemampuan menghitung tanpa merinci satu demi satu seperti ini disebut peka angka.
Ketika percobaan yang sama dihadapkan pada sejumlah mahasiswa, tingkat kesuksesannya tidak jauh berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan ini tidak hanya pada manusia, tetapi juga pada monyet.
"Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan ini bagian dari sistem primitif untuk mendasari kepekaan terhadap angka yang diturunkan selama jutaan tahun kala evolusi," ujar Cantlon.
Menurutnya, peka angka sangat membantu hewan di alam liar untuk bertahan hidup. Misalnya, kemampuan monyet besar untuk memilih ketersediaan buah yang paling melimpah sebagai tempat hidupnya.