jodoh itu di tangan Tuhan ato di tangan kita ndiri??
Kita yg nentuin kt pilih siapa utk jadi pasangan idup kita..
ato Tuhan yg sudah mengatur semuanya utk kita??
BTeo wrote:Jodoh itu sudah jelas di tangan Tuhan...
Itu dah jelas banget...
Sudah banyak contohnya kok.
Tapi sebagai manusia pun kita harus mengusahakannya lor.
Klo kita minta jodoh pada Tuhan tapi kita sendiri tidak berusaha, sama aja dengan kita tidak percaya dengan doa kita....
Alvonsso wrote:Namun bila kita tak berjodoh gimana?
kalo tuh kata "Tuhan menyediakan kesempatan terbaik bagi kita, namun kita sendirilah yg harus berjuang untuk meraihnya."
nah dari sini kalo kita sendiri orangnya kuper gimana donk? bakalan perawan tua ato bujang lapok donk?
Alvonsso wrote:Tapi katanya di tangan Tuhan, kan seharusnya ada jalan keluar nya. karena Tuhan selalu memperhatikan setiap insan nya..
Begitu kan?
nah dari sini kalo kita sendiri orangnya kuper gimana donk? bakalan perawan tua ato bujang lapok donk?
BTeo wrote:nah dari sini kalo kita sendiri orangnya kuper gimana donk? bakalan perawan tua ato bujang lapok donk?
Bah!
Klo sendirinya kuper, berarti gak berjuang donk.
Anyway, hidup itu bukan cuman masalah jodoh, menurut gw.
Tak ada salahnya membujang seumur idup.
Banyak org yg merit bukan karena cinta.
Tapi karena takut umur dah ketuaan ato dijodohin ato karena desakan keluarga ato karena takut di masa tuanya gak ada yg urus.
Menurut ane, itu alasan yg sangat aneh untuk merit.
Dan itu juga yg membawa kehidupan perkawinan yg hambar.
Ane rasa masalah jodoh tidak perlu dipermasalahkan kali.
Klo mang kita punya feeling ma satu org, kejarlah dia.
Klo gak dapat gak masalah.
Klo kita mengejar org, tapi kita gak punya feeling ma diam en kita mo pacaran ma dia cuman krn org2 di lingkungan kita dah berpasangan ato mendesak, ane rasa itu bukan sesuatu yg terhormat deh.
Jodoh jangan boleh diharapkan dan diusahakan, tapi jangan dipaksa.
Mungkin aja Tuhan punya rencana lain yg lebih bagus untuk kita.
Kita hanya perlu percaya apa yg kita terima sekarang ini adalah yg terbaik.
Alvonsso wrote:itu karena saudara tidak kuper. coba lah mengerti perasaan orang orang kuper, yang setiap bergaul disebut aneh, jijiq, dll.
mungkin itu bukan masalah bagi kita kita yang gampang mencari pasangan. emang benar fakta nya kita married bukan karena cinta banyak faktor yang mendukung, umur, material, relasi, perjodohan.. dan lain nya. cuma berapa persen karena cinta..
jangan lupa cinta itu dasarnya darimana? coba low materialistis.. apakah akan bertahan?
mungkin semua setuju kalo tanpa usaha (kuper) agak susah dapat jodoh. namun itu buka berarti tidak mau berusaha, pada dasar nya mereka mereka ini selalu berusaha
dari virtual sampai media, dari comunikasi lisan sampai tulisan..
realita nya : MIRC, MSN, Yahoo.. banyak yang cari jodoh lewat sana bukan? terus pernah baca Pos Metro? ada rubrik jodoh bukan.. itu salah satu bukti kongkrit mereka berusaha.
apa itu sia sia dimata saudara? jangan menuduh tidak berusaha bro.. tanpa melihat dan merasakan..
Alvonsso wrote:sepertinya saudara tidak mengerti dengan statement saya, saya mengerti anda mengajarkan dan menanamkan kepada saudara2 kita yang kuper agar membuka diri, mempelajari sosialisme.
namun apakah anda pikir itu semudah mengedipkan mata?
mungkin anda sekarang banyak bergaul? gimana kalo saudara berjuang selama 1 bulan di kamar saja? apakah saudara bisa?
dan sebaliknya begitu yang terjadi pada saudara2 kita yang kuper, positif sekali mereka membuka diri dengan bantuan "media".
"seorang kuper.. bisa mencintai jg tuh.. tapi perlu usaha untk mendapatkan cintany.. pada saat seorang kuper itu ingin mendapatkan sesuatu,iy pasti akan berubah menjadi apa yg bisa membuat dia supaya mendapatkan yg diinginkan.." mungkin ini hal muda bagi saudara. tapi tidak bagi saudara kita yang kuper. karena hal ini merupakan tantangan yang susah dilewati. saya mohon pada anda tolong lah jangan cuma berteori, karena teori tanpa praktek cuma omong kosong belaka.. ??
"seorang kuper.. bisa mencintai jg tuh.. tapi perlu usaha untk mendapatkan cintany.. pada saat seorang kuper itu ingin mendapatkan sesuatu,iy pasti akan berubah menjadi apa yg bisa membuat dia supaya mendapatkan yg diinginkan.." statement ini seperti di drama drama cinta saja, memang seseorang yang sedang dilanda rasa kasmaran mampu mengerakkan diri untuk meraih. tapi apakah dia mampu merubah diri sehingga sama dengan apa yang anda tuliskan disini?
apakah ada pembuktian kongkrit nya?