Kasiyatun (56) terlihat lelah. Wajahnya menatap lurus ke sebuah gedung kokoh berlantai 3 di Polda Metro Jaya. Gedung yang terletak di bagian belakang kompleks Polda Metro Jaya itu adalah ruang tahanan narkoba. Di tempat itulah anak kandungnya, Ryan, dibui karena menjadi tersangka pembunuhan sadis 10 orang dan pemutilasi.
Sesekali dia terkejut bila ada mobil yang melintas di hadapannya. "Itu mobil yang bawa anak saya bukan...?" ujar Kasiyatun bertanya ke Warta Kota.
Sore itu, hati Kasiyatun sedang gundah. Maklumlah, sudah hampir tiga jam dia menunggu kedatangan anaknya Very Idham Henyansyah alias Ryan (30), pelaku mutilasi Heri Santoso, dan pembunuh berantai 10 orang di Jombang.
Tiga plastik besar berisi makanan dan pakaian yang akan diberikan Ryan kembali menjalani pemeriksaan tambahan yang dilakukan penyidik dari Satuan Reserse Jatanras Polda Metro Jaya.
Ryan didampingi pengacaranya, Kasman Sangaji. Kasiyatun datang seorang diri ke Polda Metro Jaya, khusus untuk membesuk anaknya setelah Hari Raya Idul Fitri 1429 H. "Saya kesini diantar staf Bang Anton Medan," ujar Kasiyatun membuka ceritanya.
Mengenakan jilbab hijau dipadu pakaian muslim dengan warna senada, Kasiyatun mengaku sudah menyiapkan tulisan tangan untuk dituangkan menjadi sebuah buku. Tulisan tangan dibuat Kasiyatun berisi cerita perjalanan hidup Ryan sejak ia dalam kandungan hingga dilahirkan. "Tulisannya sudah jadi, tinggal dibukukan saja. Isinya perjalanan hidup Ryan mulai dari kecil sampai seperti saat ini," ujarnya.
Perjalanan hidup Ryan sengaja dia tuangkan menjadi buku untuk bisa dijadikan renungan bagi seluruh orangtua di mana pun. "Mungkin tidak ada orang tua yang berharap anaknya menjadi seperti Ryan," ucapnya dengan mimik sedih.
Wanita yang sehari-harinya berbisnis jual beli pakaian ini benar-benar serius untuk merampungkan tulisannya. Bahkan, wanita berkacamata ini sudah menyiapkan judul bukunya. "Judulnya, Jeritan Hati Seorang Ibu...," katanya.
Ia berharap, setelah seluruh tulisannya rampung, secepatnya bisa dibukukan. Dia kini sedang menunggu ada pihak yang mau menjadi sponsor bukunya itu. "Tinggal sedikit lagi. Pokoknya kalau baca tulisan saya pasti nangis," ujar Kasiyatun mencoba berpromosi.
Sesekali dia terkejut bila ada mobil yang melintas di hadapannya. "Itu mobil yang bawa anak saya bukan...?" ujar Kasiyatun bertanya ke Warta Kota.
Sore itu, hati Kasiyatun sedang gundah. Maklumlah, sudah hampir tiga jam dia menunggu kedatangan anaknya Very Idham Henyansyah alias Ryan (30), pelaku mutilasi Heri Santoso, dan pembunuh berantai 10 orang di Jombang.
Tiga plastik besar berisi makanan dan pakaian yang akan diberikan Ryan kembali menjalani pemeriksaan tambahan yang dilakukan penyidik dari Satuan Reserse Jatanras Polda Metro Jaya.
Ryan didampingi pengacaranya, Kasman Sangaji. Kasiyatun datang seorang diri ke Polda Metro Jaya, khusus untuk membesuk anaknya setelah Hari Raya Idul Fitri 1429 H. "Saya kesini diantar staf Bang Anton Medan," ujar Kasiyatun membuka ceritanya.
Mengenakan jilbab hijau dipadu pakaian muslim dengan warna senada, Kasiyatun mengaku sudah menyiapkan tulisan tangan untuk dituangkan menjadi sebuah buku. Tulisan tangan dibuat Kasiyatun berisi cerita perjalanan hidup Ryan sejak ia dalam kandungan hingga dilahirkan. "Tulisannya sudah jadi, tinggal dibukukan saja. Isinya perjalanan hidup Ryan mulai dari kecil sampai seperti saat ini," ujarnya.
Perjalanan hidup Ryan sengaja dia tuangkan menjadi buku untuk bisa dijadikan renungan bagi seluruh orangtua di mana pun. "Mungkin tidak ada orang tua yang berharap anaknya menjadi seperti Ryan," ucapnya dengan mimik sedih.
Wanita yang sehari-harinya berbisnis jual beli pakaian ini benar-benar serius untuk merampungkan tulisannya. Bahkan, wanita berkacamata ini sudah menyiapkan judul bukunya. "Judulnya, Jeritan Hati Seorang Ibu...," katanya.
Ia berharap, setelah seluruh tulisannya rampung, secepatnya bisa dibukukan. Dia kini sedang menunggu ada pihak yang mau menjadi sponsor bukunya itu. "Tinggal sedikit lagi. Pokoknya kalau baca tulisan saya pasti nangis," ujar Kasiyatun mencoba berpromosi.