Sebuah film berjudul Coklat menceritakan sebuah cinta dimulai dari kemampuan memasak coklat nan lezat. Itu berarti, cinta dimulai lidah pengecap alias dari rasa turun ke hati. Tapi, percayakah Anda jika ternyata cinta dimulai dari bau?
Yang jelas, hal ini tak ada hubungannya dengan parfum mahal yang dijual di pasaran. Apalagi, yang kemudian diiklankan dengan visualisasi setelah memakai parfum akan lebih banyak digandrungi lawan jenis.
Cinta dimulai dari penciuman ini dikaji secara ilmiah oleh seorang dokter bernama Dr. Laura Berman dari Chicago, Amerika Serikat. Ia menyebutkan bahwa manusia memiliki syaraf halus yang mempengaruhi indera penciuman. Syaraf inilah yang kemudian mengirimkan pesan ke bagian otak untuk mengatur hasrat seksual hingga akan menimbulkan rasa suka pada pasangan.
Uniknya, yang diungkap dalam penelitian ini bukanlah yang dipahami oleh banyak orang selama ini. Yakni, ternyata yang ditangkap oleh syaraf tersebut bukan sembarang aroma. Jadi, yang akan merangsang syaraf hanyalah bau khas yang sudah dimiliki seseorang, dan bukannya yang berasal dari wewangian apapun. Jadi, saat syaraf mengidentifikasi bau yang dirasa punya kecocokan, maka akan menimbulkan ketertarikan.
Karena itu, biasanya seseorang akan menyukai aroma yang biasa ia cium. Misalnya aroma yang serupa dengan aroma tubuhnya atau keluarga dekatnya. Jika aroma tubuh seseorang telah berubah, maka biasanya hubungan itu akan bermasalah, karena tidak lagi ada body chemistry yang sesuai antara keduanya.
Jadi, biarkan hidung Anda yang akan memandu kita pada cinta sejati.
Yang jelas, hal ini tak ada hubungannya dengan parfum mahal yang dijual di pasaran. Apalagi, yang kemudian diiklankan dengan visualisasi setelah memakai parfum akan lebih banyak digandrungi lawan jenis.
Cinta dimulai dari penciuman ini dikaji secara ilmiah oleh seorang dokter bernama Dr. Laura Berman dari Chicago, Amerika Serikat. Ia menyebutkan bahwa manusia memiliki syaraf halus yang mempengaruhi indera penciuman. Syaraf inilah yang kemudian mengirimkan pesan ke bagian otak untuk mengatur hasrat seksual hingga akan menimbulkan rasa suka pada pasangan.
Uniknya, yang diungkap dalam penelitian ini bukanlah yang dipahami oleh banyak orang selama ini. Yakni, ternyata yang ditangkap oleh syaraf tersebut bukan sembarang aroma. Jadi, yang akan merangsang syaraf hanyalah bau khas yang sudah dimiliki seseorang, dan bukannya yang berasal dari wewangian apapun. Jadi, saat syaraf mengidentifikasi bau yang dirasa punya kecocokan, maka akan menimbulkan ketertarikan.
Karena itu, biasanya seseorang akan menyukai aroma yang biasa ia cium. Misalnya aroma yang serupa dengan aroma tubuhnya atau keluarga dekatnya. Jika aroma tubuh seseorang telah berubah, maka biasanya hubungan itu akan bermasalah, karena tidak lagi ada body chemistry yang sesuai antara keduanya.
Jadi, biarkan hidung Anda yang akan memandu kita pada cinta sejati.