BAGI Anda para pria yang masih menunda rencana memiliki momongan sebaiknya menyimak hasil penelitian yang satu ini. Riset ilmuwan Swedia mengindikasikan, pria yang baru punya anak di usia tua cenderung akan memiliki keturunan yang mengidap gangguan bipolar. Risiko akan meningkat manakala pria mulai menjadi bapak pada usia 29 tahun, dan risiko tertinggi akan dialami ketika mereka melebihi usia 55.
Gangguan bipolar merupakan penyakit mental kronis dan parah yang juga dikenal sebagai manik depresi. Gangguan ini menyebabkan terjadinya perubahan suasana hati, energi, dan perilaku lain yang tidak normal.
Peningkatan usia menjadi seorang ayah sebelumnya kerap dihubungkan dengan risiko gangguan kejiwaan seperti skizofrenia dan autisme pada bayi, tetapi belum dikaitkan dengan gangguan bipolar.
Kini dalam riset yang dimuat Archives of Psychiatry, para ahli dari Karolinska Institute menginidikasikan bahwa pertambahan usia ayah juga berkaitan dengan risiko bipolar. Munculnya risiko tersebut mungkin disebabkan oleh faktor penuaan sperma.
Tidak seperti halnya wanita yang lahir dengan seperangkat telur dalam rahimnya, pria akan terus memproduksi sperma baru selama hidupan kala dewasa. Proses pembuatan sperma ini melibatkan duplikasi DNA dan ini rentan akan kesalahan atau error, khususnya ketika pria beranjak tua
"Seorang wanita dilahirkan dengan suplai telur yang penuh. Oleh karena itu, kesalahan duplikasi DNA seharusnya tidak meningkat jumlahnya seiring dengan usia ketika menjadi ibu," ungkap pimpinan riset Emma Frans.
Sejalan dengan teori tersebut, Emma dan timnya menemukan pengaruh meningkatnya usia terhadap risiko gangguan bipolar dalam keluarga yang mereka teliti. Dalam risetnya, para ahli mengidentifikasi 13.428 pasien dalam catatan kelahiran Swedia yang didiagnosis mengalami gangguan bipolar.
Sebagai pembanding, untuk setiap pasien lalu dipilih secara acak lima individu lain (kontrol) dari data kelahiran yang jenis kelamin dan usianya sama tapi tidak menderita gangguan bipolar. Setelah memperhitungkan beragam faktor seperti usia ibu, jumlah saudara kandung dan sejarah penyakit jiwa dalam keluarga, peneliti menemukan hubungan yang jelas antara risiko gangguan bipolar dengan usia ayah
Semakin tua usia ayah dari individu, kecenderungan mereka untuk mengalami gangguan bipolar ternyata lebih besar. Anak dari pria berusa 55 tahun atau lebih tercatat 1,37 kali lebih besar risikonya didiagnosa gangguan bipolar dibandingkan anak dari pria berusia 20 hingga 24.
Gangguan bipolar merupakan penyakit mental kronis dan parah yang juga dikenal sebagai manik depresi. Gangguan ini menyebabkan terjadinya perubahan suasana hati, energi, dan perilaku lain yang tidak normal.
Peningkatan usia menjadi seorang ayah sebelumnya kerap dihubungkan dengan risiko gangguan kejiwaan seperti skizofrenia dan autisme pada bayi, tetapi belum dikaitkan dengan gangguan bipolar.
Kini dalam riset yang dimuat Archives of Psychiatry, para ahli dari Karolinska Institute menginidikasikan bahwa pertambahan usia ayah juga berkaitan dengan risiko bipolar. Munculnya risiko tersebut mungkin disebabkan oleh faktor penuaan sperma.
Tidak seperti halnya wanita yang lahir dengan seperangkat telur dalam rahimnya, pria akan terus memproduksi sperma baru selama hidupan kala dewasa. Proses pembuatan sperma ini melibatkan duplikasi DNA dan ini rentan akan kesalahan atau error, khususnya ketika pria beranjak tua
"Seorang wanita dilahirkan dengan suplai telur yang penuh. Oleh karena itu, kesalahan duplikasi DNA seharusnya tidak meningkat jumlahnya seiring dengan usia ketika menjadi ibu," ungkap pimpinan riset Emma Frans.
Sejalan dengan teori tersebut, Emma dan timnya menemukan pengaruh meningkatnya usia terhadap risiko gangguan bipolar dalam keluarga yang mereka teliti. Dalam risetnya, para ahli mengidentifikasi 13.428 pasien dalam catatan kelahiran Swedia yang didiagnosis mengalami gangguan bipolar.
Sebagai pembanding, untuk setiap pasien lalu dipilih secara acak lima individu lain (kontrol) dari data kelahiran yang jenis kelamin dan usianya sama tapi tidak menderita gangguan bipolar. Setelah memperhitungkan beragam faktor seperti usia ibu, jumlah saudara kandung dan sejarah penyakit jiwa dalam keluarga, peneliti menemukan hubungan yang jelas antara risiko gangguan bipolar dengan usia ayah
Semakin tua usia ayah dari individu, kecenderungan mereka untuk mengalami gangguan bipolar ternyata lebih besar. Anak dari pria berusa 55 tahun atau lebih tercatat 1,37 kali lebih besar risikonya didiagnosa gangguan bipolar dibandingkan anak dari pria berusia 20 hingga 24.