Meski harga bahan bakar minyak (BBM) turun, jangan harap tarif listrik juga ikut melorot. Pasalnya, selama harga BBM masih di atas Rp 2000-Rp 2500 maka Tarif Dasar Listrik (TDL) masih sulit untuk diturunkan.
Hal ini disampaikan anggota Komisi VII DPR, Tjatur Sapto Edy, kepada wartawan sebelum mengikuti sidang paripurna. Menurut Tjatur, problem utama listrik di Indonesia adalah penggunaan BBM sebagai bahan bakar pembangkit masih besar sehingga porsi biaya untuk BBM mencapai 70 persen dari total biaya bahan bakar yang diperlukan.
"Kesalahan paling fatal pemerintah karena pembangkit listrik masih didominasi BBM. Kalau ditekan 10 persen maka TDL baru bisa diturunkan," katanya.
Asal tahu saja, pemerintah dan DPR telah menyepakati subsidi listrik pada 2009 sebesar Rp 54,55 triliun. Perinciannya, subsidi 2009 sebesar Rp 55,24 triliun ditambah kekurangan subsidi 2007 dan 2008 sebesar Rp 5,48 triliun, kemudian dikurangi langkah penghematan 2009, Rp 6,17 triliun. Sebelumnya, Komisi Energi DPR mengusulkan subsidi listrik pada 2009 sebesar Rp 60,43 triliun.
Hal ini disampaikan anggota Komisi VII DPR, Tjatur Sapto Edy, kepada wartawan sebelum mengikuti sidang paripurna. Menurut Tjatur, problem utama listrik di Indonesia adalah penggunaan BBM sebagai bahan bakar pembangkit masih besar sehingga porsi biaya untuk BBM mencapai 70 persen dari total biaya bahan bakar yang diperlukan.
"Kesalahan paling fatal pemerintah karena pembangkit listrik masih didominasi BBM. Kalau ditekan 10 persen maka TDL baru bisa diturunkan," katanya.
Asal tahu saja, pemerintah dan DPR telah menyepakati subsidi listrik pada 2009 sebesar Rp 54,55 triliun. Perinciannya, subsidi 2009 sebesar Rp 55,24 triliun ditambah kekurangan subsidi 2007 dan 2008 sebesar Rp 5,48 triliun, kemudian dikurangi langkah penghematan 2009, Rp 6,17 triliun. Sebelumnya, Komisi Energi DPR mengusulkan subsidi listrik pada 2009 sebesar Rp 60,43 triliun.